Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.
(Wibowo, 2001:6) Menurut David Crystal (1983), variasi bahasa adalah bentuk yang digunakan sebagai alternatif untuk menggantikan yang asli, yang awal, atau yang baku. Di dalam bidang sosiolinguistik dan atilistika, ungkap David Crystal, variasi bahasa itu mengacu pada sistem ekspresi linguistik yang di pengaruhi hanya oleh variabel-variabel situasional. Pendapat ini, untuk sementara waktu, sempat mempengaruhi kalangan pakar sosiolinguistik lainnya. Para pakar ini, menurut Robert Sibrani (1992), bahkan mencoba mempertegas definisi variasi bahasa. Menurut mereka, variasi bahasa adalah suatu ragam bahasa yang berbeda secara situasional, yakni tipe bahasa khusus yang digunakan dalam suatu dialek untuk tujuan pekerjaan.
B. Penyebab timbulnya Ragam Bahasa
Mengingat adanya aspek simbol,arbibitrer, dan konvensi (yang menyebabkan tidak ada bahasa yang sama) maka bahasa pun memiliki variasi bahasa, para pakar linguistik masih saling berdebat.
Joshua A. Fishman (1972) dan suwito (1985), contohnya menegaskan, berkomunikasi dengan bahasa bukan hanya ditentukan oleh faktor linguistik. Melainkan, juga oleh faktor nonlinguistik, seperti faktor sosial dan faktor situasional. Faktor sosial, di antaranya, meliputi status sosial, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, usia, dan jenis kelamin. Sedangkan, faktor situasional, diantaranya, mencakup siapa berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, bilamana, di mana, dan masalah apa yang dibicarakan. Sesuai penegasan ini, berarti dominasi faktor sosial dan faktor situasional dalam pemakaian bahasa akan mempengaruhi munculnya variasi bahasa.
Penyebab-penyebab adanya ragam bahasa disebabkan tiga hal yaitu :
1. Perbedaan wilayah
Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang berbeda seperti wilayah Jawa dan Papua dan beberapa wilayah Indonesia lainnya.
2. Perbedaan demografi
Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda seperti wilayah di daerah pantai, pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan bahasa yang singkat jelas dan dengan intonasi volume suara yang besar. Berbeda dengan pada pemukiman padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar dikarenakan lokasinya yang saling berdekatan dengan intonasi volume suara yang kecil.
3. Perbedaan adat istiadat
Setiap daerah mempunyai kebiasaan dan bahasa nenek moyang senderi sendiri dan berbeda beda.
Sebagai contoh ilustrasi berikut akan menggambarkan contoh simple adanya keragaman bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari hari.
Ana adalah seorang pelajar, ibunya berasal dari Papua dan ayahnya dari Lampung, Ana sedari kecil tinggal di Papua dareah pegunungan, sehari hari Ana menggunakan bahasa daerah Papua, ketika berusia 17 tahun Ana pindah dan memetap di Jakarta, teman teman Ana heran mendengar logat dialek bahasa Ana yang berbeda dan terbiasa berbicara dengan volume suara yang keras namun mereka mampu memaklumi karena inilah ragam bahasa Indonesia.
C. Cara pengungkapan ragam bahasa
Cara pengungkapan adalah suatu media atau cara yang digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan komunikasi, misalnya dengan cara:
1. Ragam bahasa lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap dengan fonemena sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
2. Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
D. Ciri pengungkapan ragam bahasa
1. Ciri-ciri ragam bahasa lisan:
- Memerlukan kehadiran orang lain,
- Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap,
- Terikat ruang dan waktu,
- Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
- Memerlukan kehadiran orang lain,
- Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap,
- Terikat ruang dan waktu,
- Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
- Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten,
- Menggunakan imbuhan secara lengkap,
- Menggunakan kata ganti resmi,
- Menggunakan kata baku,
- Menggunakan EYD,
- Menghindari unsur kedaerahan.
- Bahasa Indonesia ragam baku,
- Pengunaan kalimat efektif,
- Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda,
- Pengunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias,
- Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan,
- Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan Antaralinea.
1. Ragam Bahasa Lisan
Kelebihan Ragam Bahasa lisan:
Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi.
a. Bunyi arbiter yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk bekomunikasi secara langsung
b. Dapat bekerja sama dan identifikasi diri
c. Bahasa lisan merupakan bahasa yang primer
d. Bahasa lisan lebih ekspresif,dmana mimik,intonasi,dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
Kelemahan Ragam bahasa lisan:
Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah, hanya akan berarti dan berlaku untuk waktu itu saja. Apa yang diperbincangkan dalam suatu ruang diskusi belum tentu dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruang.
2. Ragam Bahasa Tulisan
Kelebihan Ragam Bahasa tulisan:
Ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang, dan waktu.
a. adanya kosa kata yang berpedoman
b. adanya tanda baca dalam mengungkapan ide
c. adanya ketepatan dalam pilihan kata
Kelemahan Ragam bahasa tulisan:
Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap daripada ragam lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki agar orang yang “diajak bicara” mengerti isi tulisan itu. Contoh ragam tulis ialah tulisan-tulisan dalam buku, majalah, dan surat kabar.
Wibowo, Wahyu. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa
http://nindyauntari.blogspot.com/2009/10/ragam-bahasa-indonesia.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/10/ragam-variasi-bahasa/
0 komentar:
Posting Komentar